Selasa, 29 November 2022

Surat Untukmu; Abah Mertua


376 hari kami tanpa suaramu

376 hari kami tanpa nasehat-nasehatmu

376 hari kami berusaha bangkit tanpamu Abah,

Meski harus jatuh berkali-kali

Tapi kekasihmu yang kau tinggalkan di sini

Selalu punya doa untuk kami

Agar kami selalu mampu untuk bangkit

 

Kerut di dahi kekasihmu, kini semakin nyata Abah

Lelah di matanya makin terlihat

Uban di kepalanya kian riuh

Langkahnya kian melambat

Namun dia masih tetap hebat seperti kekasih yang kau kenal


Abah, 

Dalam pelukan Ummi kuziarahi makammu

Kudengar ummi menyebut nama Tuhan beserta kekasih-Nya

Juga namamu sebagai kekasihnya


Memorable Moment


 Dan aku masih ingat dan membayangkan bagaimana kita dulu, saat kau bercerita tentang apa saja yang terjadi seharian di kantor sepulang kerja, saat kau bercerita tentang hari yang sibuk tetapi kau kenikmatinya, ketika kau selalu mengajak makan camilan kentang di pinggir jalan bersama buah hati kita, kadang kita juga mempermasalahkan hal-hal spele; seperti charger hp yang tiba-tiba kau cabut, tentang ransel yang aku suguhkan agar kau gendong di pelataran masjidil harom lepas sholat ied hingga aku dan Ceisya kecil kita nyasar kehilangan arah dari sekian ribuan ummat, juga, seperti saat aku ditinggal sendirian di jalan saat kau buru-buru mencari kamar mandi di sekitar mall-mall besar hingga aku kehilangan jejak kemana arah jalan yang kau tuju, tentang kita yang kadang selalu berdebat masalah barang yang suka aku taruh dengan rapi namun kau lebih suka ditempatkan di bagian yang lain, saat kita juga keliling-keliling arah mencari Atm untuk kita transfer uang ke salah satu teman, aku masih ingat dan teringat dengan semua kejadian-kejadian itu cerita yang hanya bisa dikenang panjang dan tak pernah sudah. 

Kamis, 24 November 2022

Semoga Harimu Selalu Baik



 

Setiap hari, setiap pagi aku selalu memikirkan tentang apa yang sedang kau lakukan?

Sudahkah kau berdoa agar hari ini berjalan dengan baik? 

Sudahkah kau memakai parfum sebelum berkegiatan? 

Sudahkah kau penuhi perutmu dengan nasi dan lauk yang kau masak? 

Semoga kau tidak bangun lebih lambat setelah berbicara dengan dirimu sendiri sampai larut malam

Semoga kau tidak bingung perkara pakaian yang kau kenakan untuk hari ini. 

Kalau boleh saran, kau selalu menarik menggunakan baju warna hitam, dan jam tangan dikiri seperti beberapa waktu yang lalu. Terserah perkara sepatu dan celananya. Setiap hari, setiap pagi, aku selalu berharap kau bisa bahagia sebagaimana mestinya. Kau bisa menjalani hari sebagaimana baiknya. Kau bisa menghabiskan waktumu tapi tidak dengan senyummu. Kau bisa melakukan segala hal yang kau inginkan.

Tapi jika tidak sesuai dengan ekspektasimu, jangan memaknai hidupmu selesai. 

Semoga hari ini kau tidak kehujanan lagi seperti kemaren. Terserah perkara hari ini kau habiskan bersama siapa


#Selamat "Hari Guru" cinta pertama Ceisya

Visualisasi Hati


 Kau harus berani keluar dari penjara prasangka buruk yang mempersempit kepalamu untuk menyerap banyak hal. Kau harus berani menyeberangi lautan kegelisahan untuk bertemu orang-orang yang kepercayaannya berbeda, bahasanya berbeda, adatnya berbeda, rasnya berbeda, dan seterusnya. Agar hatimu mampu keluar dari selimut kebencian yang menjerat itu.


Kau tak pernah tahu apa yang kau dapati dari segala yang kau temui, mungkin obrolan-obrolan manis dalam lingkaran bersama bercangkir-cangkir kopi dari orang-orang yang hangat. Atau cinta dan segala apa-apa yang mulai kau rindukan dari hidupmu


Orang-orang yang kau temui, jalan-jalan yang kau lalui, kesusahan-kesusahan yang kau dapati, puisi-puisi yang kau tulis, buku-buku yang kau baca, lagu-lagu yang kau dengar, rimba-rimba yang kau telusuri, dan apa-apa yang menjadikanmu menjadi hidup; takkan menguap sebagai kesia-siaan.


Lalu, pulanglah; sebab, rumah adalah satu-satunya cinta yang takkan pernah menguap, hanya karena menunggumu yang terlalu lama tersesat mencari jalan pulang

Sabtu, 05 November 2022

3.05 am


 Seandainya waktu bisa kujeda saat ini

Aku ingin lama menyaksikan petang 

Diiringi dua sajadah tergelar


Ditemani manusia tabah

Penuh canda

Coleteh receh

Pandai mengomentari giatku berkali-kali


Menuntunku menyemat arti kata;

Petang

Tengah malam

Sampai hanyut dalam diskusi-diskusi panjang


Antara sadajah, cinta dan perempuan


__________________

Perempuan itu;


Dia kembali lagi pada sujud yang sama. Barangkali, hanya itu satu-satunya tempat yang mampu membujuk jiwanya untuk kembali berjuang. Tangannya tidak ditadah. Bukan tidak mau lagi meminta tapi kali ini dia cuma mau Tuhan mendengarkannya. 


Apa saja yang bibirnya diamkan, apa saja yang dadanya bukukan. 


Malam ini, waktu menjadi lama setelah tiba-tiba langit menangis. Kata-kata telah lama mati. Lemas dalam lautan emosinya sendiri. Air mata adalah rahmat untuk jiwa yang cedera dan agama adalah nyawa yang memanjangkan kewarasannya.


Seperti malam-malam sebelumnya, dia mengulang lagi kalimat yang sama, 


'Tuhan, Engkau akan sentiasa memperlakukan aku dengan baik selama mana aku tidak bersangka buruk kepada Engkau, kan?' 


⏱Nov 05'2022

Retorika

Bagaimanapun cerita yang kita rangkai, tangis pasti mengiringi. Aku tak mampu untuk berkata bahwa kita akan baik-baik saja, itu mustahil.  K...