Seandainya waktu bisa kujeda saat ini
Aku ingin lama menyaksikan petang
Diiringi dua sajadah tergelar
Ditemani manusia tabah
Penuh canda
Coleteh receh
Pandai mengomentari giatku berkali-kali
Menuntunku menyemat arti kata;
Petang
Tengah malam
Sampai hanyut dalam diskusi-diskusi panjang
Antara sadajah, cinta dan perempuan
__________________
Perempuan itu;
Dia kembali lagi pada sujud yang sama. Barangkali, hanya itu satu-satunya tempat yang mampu membujuk jiwanya untuk kembali berjuang. Tangannya tidak ditadah. Bukan tidak mau lagi meminta tapi kali ini dia cuma mau Tuhan mendengarkannya.
Apa saja yang bibirnya diamkan, apa saja yang dadanya bukukan.
Malam ini, waktu menjadi lama setelah tiba-tiba langit menangis. Kata-kata telah lama mati. Lemas dalam lautan emosinya sendiri. Air mata adalah rahmat untuk jiwa yang cedera dan agama adalah nyawa yang memanjangkan kewarasannya.
Seperti malam-malam sebelumnya, dia mengulang lagi kalimat yang sama,
'Tuhan, Engkau akan sentiasa memperlakukan aku dengan baik selama mana aku tidak bersangka buruk kepada Engkau, kan?'
⏱Nov 05'2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar