Jumat, 09 Desember 2022

Doa dan Cinta untuk Ceisya

 


Kau tidur terlentang pukul 23:42, di atas kasur,

tempat segala air mata mengalir, juga air yang lain.

Halaman masih basah karena hujan beberapa jam yang lalu.


Aku ingin sekali membawa kau ke tempat yang indah

Membuang segala yang sakit dari diri kita

Atau mengarungi air jernih,

menghanyutkan segala yang buruk dari kita

Atau ke hutan kita sayang,

kita ciumi aroma basah tanah dan daun-daun kering

Dengan tubuh bergetar menahan dingin. 


Setelah nanti kita diberi bunga hati, sayang.

Yang tidak henti-hentinya orang pertanyakan

Yang tidak henti hentinya kita doakan

Aku ingin memelukmu dengan banyak syukur

yang penuh renjana 


Aku ingin kita menikmati segala yang ada saat ini

Kesedihan seperti hujan yang akan segera teduh, bukan?

atau sepeti terik yang akan segera lindap, bukan? 


Aku tutup puisi ini, sayang.

Dengan doa-doa baik, dan cinta

yang meskipun tidak mampu menyibak

kabut takdir apapun di depan sana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Retorika

Bagaimanapun cerita yang kita rangkai, tangis pasti mengiringi. Aku tak mampu untuk berkata bahwa kita akan baik-baik saja, itu mustahil.  K...